EksposRakyat.com – Sektor pariwisata menjadi salah satu pilar bagi Pemerintah Kabupaten Solok menggerakkan ekonomi masyarakat. Berbagai program digalakkan untuk menggairahkan pariwisata di daerah berjuluk ranah Ayam Kukuek Balenggek itu.
Setidaknya, begitu yang tergambar dari pemerintahan H. Gusmal Dt. Rajo Lelo – H. Yulfadri Nurdin dalam 4 tahun terakhir, dimana pengembangan pariwisata dilakukan dengan pengelolaan berbasis masyarakat.
Memang diakui, pada masa pandemi Covid-19 yang melanda Dunia, sedikit berdampak pada sektor pariwisata di Kabupaten Solok . Namun, hal itu mulai sedikit terurai sejak diberlakukannya normal baru, layanan wisata kabupaten Solok kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.
Menghadapi penilaian Pedulian Wisata Award 2020 Sumatra Barat, Pemerintah Kabupaten Solok optimis bakal masuk nominasi. Apalagi, dokumen yang dikirimkan juga sudah sangat lengkap.
Seperti diutarakan Ketua Tim Verifikasi Peduli Wisata Award 2020 Sumbar, Dr. Syamsurizal, pengelolaan pariwisata di Kabupaten Solok sudah terbilang bagus. Hal itu ditandai dengan lengkapnya dokumen yang dikirimkan.
Dalam penilaian PWA 2020, Kabupaten Solok salah satu daerah yang paling lengkap dokumennya. Penilaian PWA 2020 merupakan kegiatan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat untuk memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang peduli pembangunan pariwisata.
“Aspek yang dinilai nantinya adalah aspek tata pamong, aspek tentang lingkungan kepariwisataan, aspek ekonomi kepariwisataan, aspek ekonomi kreatif, aspek pemasaran pariwisata, aspek pemberdayaan masyarakat dan aspek protokol kesehatan new normal,” ungkap, Dr. Syamsurizal saat diterima oleh Bupati Solok, H. Gusmal, Kamis (1/10) di Guest House, Rumah Dinas Bupati, Arosuka.
Bupati Solok, H. Gusmal dengan didampingi Kepala Pariwisata Kabupaten Solok, Nasriful Romika besera SKPD dilingkup Pemkab Solok menyambut kedatangan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrizal, SE beserta Tim verifikasi yang diketuai oleh, Dr. Syamsurizal dari Unand dengan anggota, Prof. Dr. Ansofino dari STKIP PGRI Sumbar, Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D, Dr. Indang dewata, M.Si dari UNP, Ian Hanafiah dari ASITA dan Anggri Yulio, S. Komp, M. Komp dari STKIP PGRI.
“Kunjungan Tim penilai pada visitasi dan verifikasi peduli wisata awards 2020 ke Kabupaten Solok dalam rangka penilaian kualitas pariwisata Kabupaten Solok. Kami sampaikan bahwa Kabupaten Solok adalah salah satu daerah yang lengkap dokumen nya, sehingga kami melakukan verifikasi pada hari ini (Kamis, red),” sebut, Syamsurizal.
Ketua tim verifikasi juga menjelaskan, bahwa PWA 2020 merupakan kegiatan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat untuk memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten/kota, untuk menunjukan hasil yang signifikan dalam pembangunan pariwisata di daerahnya masing-masing.
“PWA 2020 adalah kegiatan dari Dinas Pariwisata Sumbar untuk memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten/kota yang serius membangun pariwisata di daerahnya masing-masing. Kami setelah bertemu Bupati Solok, terakhir nanti juga akan melakukan review bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok,” pungkas, Syamsurizal.
Bupati Solok, H. Gusmal dalam pertemuan dengan tim verifikasi tersebut mengatakan, bahwa di Kabupaten Solok ini ada sekitar 172 kawasan wisata, termasuk di dalamnya wisata alam sejarah budaya.
“Kabupaten Solok menjadikan wisata sebagai salah satu pilar pembangunan, ini merupakan bentuk keseriusan kami di bidang pariwisata. Saya berharap kepada tim penilai agar Solok dapat menjadi yang terbaik hendaknya,” kata, H. Gusmal kepada tim verifikasi.
Selanjutnya Bupati Solok juga mengungkapkan, bahwa merujuk kepada visi daerah dalam pembangunan Kabupaten Solok sebagaimana tertuang dalam RPJMD tahun 2016-2021, di tahun ini Kabupaten Solok fokuskan kepada beberapa capaian indikator pembangunan di sektor pariwisata yang masih belum optimal diantaranya, pengelolaan objek wisata secara profesional demi peningkatan pertumbuhan industri pariwisata.
Selain dari pada itu, pemerintah daerah juga memunculkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di setiap nagari, yang mana sampai saat ini sudah berjumlah sebanyak 25 Pokdarwis.
“Sedangkan untuk jumlah homestay yang sudah terdata di Kabupaten Solok berjumlah sebanyak 95 buah homestay yang tersebar di sejumlah kampung budaya/desa wisata. Dari data tersebut menggambarkan bahwa semakin baiknya kesadaran masyarakat Kabupaten Solok dalam menunjang sektor pariwisata sebagai sektor prioritas daerah,” beber, H. Gusmal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, Nasripul Romika menambah ekspos Bupati Solok kepada tim verifikasi dengan mengatakan, bahwa kawasan wisata yang aman dan tertib menjadi faktor utama yang harus dijamin oleh pengelola.
“Wisatawan akan kapok berkunjung bila keamanan dan kenyamanan jauh dari yang diharapkan. Orang berwisata tentu ingin melepas jenuh dari rutinitas kerja, dan ini perlu dipahami bersama, tentunya mereka akan memilih lokasi atau objek wisata yang aman, tertib dan nyaman. Ini kunci awal,” kata, Nasripul Romika.
Terkait objek wisata unggulan di Kabupaten Solok , menurut Kadis Pariwisata tersebut, memang difokuskan ke sejumlah destinasi potensial, dimana keberadaan lima danau menjadi ciri khas wisata alam Kabupaten Solok. Seperti, Danau Tuo, Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang menjadi lima wisata danau di Kabupaten Solok .
Ditambah lagi dengan adanya kampung budaya di empat nagari, salah satunya di Nagari Jawi – Jawi yang menonjolkan kearifan budaya masyarakat lokal, serta tidak ketinggalan dengan Wisata pendakian Gunung Talang dan masih banyak wisata lainnya.
“Yang jelas, sektor pariwisata di Kabupaten Solok menjadi andalan kita diluar sektor pertanian untuk mensejahterakan masyarakat. Seiring masa New Normal ini, kita yakin, pariwisata akan kembali menggeliat tajam,” pungkas, Nasriful Romika.
Lebih lanjut , Kadis Pariwisata tersebut juga mengakui, bahwa dalam masa normal baru (new normal), pengelolaan pariwisata di Kabupaten Solok tidak jauh berbeda. Hanya saja, pengelola objek wisata diharuskan menyediakan sarana atau fasilitas penerapan protokol kesehatan, bahkan pihaknya sudah melakukan bimbingan dan pembinaan bagi masyarakat dilingkungan objek wisata dan juga pengelola.
“Sejauh ini, sudah ada 25 kelompok sadar wisata yang secara aktif membantu promosi pariwisata dan peningkatan mutu pelayanan. Pokdarwis merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam memajukan pariwisata,” ujar, Nasripul Romika dengan optimis. (red/Hya)