Eksposrakyat.com – Pemerintah Kabupaten Solok yang sedang fokus dalam pengembangan industry kecil, terutama sekali pada produk bawang lakukan Study Tiru, Selasa (03/09/2024) di CV. Monita Food Kuningan, Jawa Barat.
Kuningan merupakan sentra bawang merah, dan CV Monita merupakan salah satu rumah produksi bawang yang telah mengekspor produknya hingga ke Belanda dan Kabupaten Solok sendiri pada tahun 2023 lalu merupakan penghasil bawang merah nomor 2 terbesar setelah Brebes dengan menghasilkan lebih kurang 216 ribu ton dengan luas kawasan tanam sebesar lebih kurang 13.000 hektar.
Rombongan study tiru Pemkab Solok dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, drh. Kennedy Hamzah yang didampingi oleh Sekretaris Dekranasda Kabupaten Solok, Yenti Nova dan Pelaku IKM Pangan Bawang Goreng Binaan DKUKMPP Kabupaten Solok disambut oleh Direktur CV. Monita Food Kuningan, Aris Risma Sunarmas dan Subkoordinator Bidang UKM Industri Diskopdagperin Kabupaten Kuningan, Uut Sutin.
Direktur CV. Monita Food Kuningan, Aris Risma Sunarmas kepada rombongan Pemkab Solok mengucapkan selamat datang di Kabupaten Kuningan dan di CV. Monita Food, serta menyampaikan bahwa perusahaannya berfokus kepada hilirisasi untuk program pengolahan aneka jenis hasil dari bawang merah, bawang putih dan rempah-rempah lainnya.
“Dalam pelaksaan study tiru ini kita akan melaksanakannya di dua tempat, yang pertama ada di sini selaku tempat produksi dan yang kedua nantinya kita akan mengunjungi kawasan pertanian Bawang Sumenep, karena Kuningan ini merupakan salah satu sentra produksi dari Bawang Sumenep,” ungkap, Aris Risma Sunarmas.
“Di tempat produksi ini nantinya kami akan membawa bapak/ibu rombongan study tiru untuk melihat proses hilirisasi yang kami lakukan dalam mengolah produk utama kami yaitu bawang merah. Harapan kami semoga study tiru ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat baik bagi kami di Kuningan maupun bapak/ibu rombongan dari Kabupaten Solok,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, drh. Kennedy Hamzah dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa yang jadi fokus Pemkab Solok saat ini adalah pengembangan industri kecil, dengan hasil bawang yang mencapai 216 ribu ton, namun ketika harga bawang turun maka ini mengganggu roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Solok.
“Untuk itu melalui pengembangan industri yang memanfaatkan bawang sebagai bahan bakunya maka akan memberikan alternatif dan solusi dalam pemanfaatan bawang dan menjaga kestabilan harga,” sebut, Kennedy Hamzah.
Sementara itu, Sekretaris Dekranasda Kabupaten Solok, Yenti Nova mengungkapkan bahwa kunjungan ini telah melalui beberapa proses yang lumayan panjang dan akhirnya bisa melaksanakan Study Tiru ke Kabupaten Kuningan.
“Kita sudah berkonsultasi bersama rekan-rekan di Kabupaten Solok dimana ketika bawang mencapai harga yang cukup tinggi maka akan menyenangkan kita, namun ketika harganya turun tentu memberikan kesulitan kepada kita,” kata, Yenti Nova.
Oleh karena itu menurutnya, melalui pengembangan Industri Bawang Goreng ini dapat menjadikan salah satu solusi jika nantinya harga bawang mengalami penurunan. Hasil panen bawang dapat hilirisasi kepada industri-industri produk olahan bawang sebagaimana yang dilakukan di Kabupaten Kuningan.
“Harapan kami nantinya kita dapat saling berbagi ilmu dalam pengolahan bawang, dimana saat ini kami dari Kabupaten Solok telah membawa beberapa sampel bawang merah untuk nantinya kita telaah kelebihan dan kekurangannya dibanding bawang jenis lainnya,” ujar, Yenti Nova kepada tuan rumah.
Selanjutnya Rombongan Study Tiru Kabupaten Solok diajak untuk menyaksikan proses dan alur produksi bawang goreng di CV. Monita Food Kuningan dan mengunjungi secara langsung kawasan pertanian Bawang Sumenep yang ada di Kuningan. (kmnf.kab.slk/rey)
Discussion about this post